Kadang laut tak begitu jernih, bahkan langit pun tak secerah biasanya. Duka dan rintihan akan sayatan masa lalu begitu menggempar dalam jiwa seorang musafir. Harapan hanya tinggal kenangan, kejayaan dan kemasyuran masa lalu terlindas oleh kenyataan hidup yang begitu tajam bagai sayatan-sayatan kebencian.
Kini, semua ceria dan kebahagiaan itu menjadi renta. Terbungkuk dan terbatuk dimakan usia. Bahkan kulit keemasaan itu telah mengeriput dan kasar. Tak ada lagi kelembutan dan kehangatan. Tak ada lagi belaian kasih yang tertumpah. Tak ada. Tak ada. Dan tak ada.
Setelah semuanya terlalui, dunia hampa yang kini ditinggali. Terduduk bisu, menangis perih, mata yang berkaca hanya karena ingatan masa lalu. Debu-debu menari seolah mencerca batin yang sudah tersayat ini. Semua orang memanggilnya dengan “penyesalan”. Tapi bagiku, ini adalah “penghakiman”.
Kini, semua ceria dan kebahagiaan itu menjadi renta. Terbungkuk dan terbatuk dimakan usia. Bahkan kulit keemasaan itu telah mengeriput dan kasar. Tak ada lagi kelembutan dan kehangatan. Tak ada lagi belaian kasih yang tertumpah. Tak ada. Tak ada. Dan tak ada.
Setelah semuanya terlalui, dunia hampa yang kini ditinggali. Terduduk bisu, menangis perih, mata yang berkaca hanya karena ingatan masa lalu. Debu-debu menari seolah mencerca batin yang sudah tersayat ini. Semua orang memanggilnya dengan “penyesalan”. Tapi bagiku, ini adalah “penghakiman”.
Arif Chasan
5 Mei 2011
penghakiman dari siapa? bukankah itu adalah rasa sesal yang datang dari lubuk hati? atau berarti nurani menghakimi diri sendiri?
ReplyDeletesalam mas Arif :-)
ooooooooooh malang nasibku ini xixixixixixi
ReplyDelete@Ne : yah.. tafsirkanlah seluas-luasnya... :) salam juga.. :D
ReplyDelete@warsito : kenapa mas?.. :)
puisinya sedih dan penuh makna. thanks ya..
ReplyDeletekadang laut tak begitu jernih. jauh. di palung ingatan magrib berbagi
ReplyDeletekenangan. mungkin sebentar lagi nasib berpeluk cakrawala. lihat!
kakikakinya telah mendekat. lihat! darah rebak dari penyakit kemarin.
kadang laut tak begitu jernih. mengabur jejak tualang.
(salam kenal)
@Umiabie : makasih banyak.. :)
ReplyDelete@chi : waah.. indah... salam kenal juga.. :)
"Debu-debu menari seolah mencerca batin yang sudah tersayat ini" i like it hehe
ReplyDeletemampir ke blog saya ya ada lagu yang butuh komentar sobat semua :)