Sebagai petani, aku merasa sudah terlalu jauh meninggalkan desa. Berharap, semua tulisanku menuntun kembali langkah ini menuju pematang sawah yang menyaksikan tumbuh besarnya tubuhku.
Depok, 2010
Wednesday, August 18, 2010
Petani
Tags :
Renungan
Related : Petani
KosongAku terbangun semalam tadi suara jantung berdetak hampir memekakkan telinga Ada ruang kosong tercipta tiba-tiba seperti surau tiada penghuni Namun namamu masih disitu ...
Kamu adalah akuLufi mengatakan, jangan datang,tapi aku sambut ucapannya, sayang,buang semua tingkah lakumu dahulu,bukan waktunya aku menjawab,sekian detik disini,hanya ingin aku mengat ...
Ayah, Ibu dan Ibu sambungkuJogjakarta mengingatkan perjalanan,asongan berempak menjajakan tagihan bulanan,menegurku untuk membantu,aku juga tidak lebih baik, saat itu..Kitaran tikungan pojok bente ...
Pohon ketakutanDalam cerita itu, aku hanya bisa memeluk pergulatan pikir yang seakan mengajak untuk bercinta dalam alam pikir lain yang tidak biasanya. Dalam cerita itu, beberapa manus ...
EnigmaTuhan mencintai manisnya dunia maka dikenalkanlah manusia akan tangis dan tawa Tuhan juga menjanjikan indahnya surga maka manusia diajak menurunkan jidatnya Adakah yang ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kangen asal-usulnya ya mas....?
ReplyDeleteKADANG AKU JUGA KANGEN DENGAN KECIPAK LUMPUR
DAN RATUSAN BURUNG SRITI YANG MENUKIK-MELAMBUNG DI ATAS GENANGAN SAWAH.
Pak tani ku telah pergi.....
ReplyDeletemain layangan di sawah, bikin rumah2an dari jerami.. masih beruntung aku mengalami saat2 seperti itu dahulu, di bandingkan dengan anak2 sekarang yg sudah kena polusi televisi dan PS hehe..
ReplyDeleteaku rindu petani...yang tlah pergi karena sawahnya tlah menjadi gedung kapitalis
ReplyDelete