Sebagai petani, aku merasa sudah terlalu jauh meninggalkan desa. Berharap, semua tulisanku menuntun kembali langkah ini menuju pematang sawah yang menyaksikan tumbuh besarnya tubuhku.
Depok, 2010
Wednesday, August 18, 2010
Petani
Tags :
Renungan
Related : Petani
Mencari jalan lainCeritakan padaku akan sampah yang sering kamu tiduri dengan bangga dan tepuk dadamu. Ceritakan padaku pula seperti apa ludah yang sering kamu jilat sendiri pada saat muk ...
Mengintip mainan TuhanMencoba mengintip Tuhan di atas sana, sedang apa gerangan? Sedang bermain air kah? Bermain tanah ataukah anak-anak petir di dinding langit? Meski harus aku akui aku tida ...
Tunas"Kau bertanya kepadaku kelemahan kesakitan bagaimana menyembuhkannya?" Perhatian. akan menumbuhkan tunas kehidupan dan menyihirnya menjadi Elang yang terbang mengarung ...
MatahariSementara hari-hari tergelincir terlihat dari jendela tempatku duduk masih kau gantungkan diri dalam belantara kata orang lain setengah mati percaya yang kau dengar Ket ...
Dimana aku..Aku ajak jiwaku untuk melayang bepergianmendatangi para ulama disanasebentar kemudian aku terpental jauh"ah..disini bukan tempatku"Kemudian terbang sebrangi lautanmencob ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kangen asal-usulnya ya mas....?
ReplyDeleteKADANG AKU JUGA KANGEN DENGAN KECIPAK LUMPUR
DAN RATUSAN BURUNG SRITI YANG MENUKIK-MELAMBUNG DI ATAS GENANGAN SAWAH.
Pak tani ku telah pergi.....
ReplyDeletemain layangan di sawah, bikin rumah2an dari jerami.. masih beruntung aku mengalami saat2 seperti itu dahulu, di bandingkan dengan anak2 sekarang yg sudah kena polusi televisi dan PS hehe..
ReplyDeleteaku rindu petani...yang tlah pergi karena sawahnya tlah menjadi gedung kapitalis
ReplyDelete