Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Tuesday, March 17, 2009

Bias

Aku menari di atas pasir lahar
dengan kostum ludah penonton
karena muka kita berminyak dan berair

Aku telanjang di rumputan duri
berpayung peluh cacar
karena muka kita dua biji lidi

Aku mengeluhkan liang senggama
yang seikat lapak dengan gerobak
karena warna bajuku warna warni

Ah... saat masih hidup
lalat,
nyamuk,
kutu,
kecoak,
tiada mau menyentuhku
betapa busuknya aku!

Ah.. aku jadi takut
ulat,
cacing,
belatung,
tak mau berpesta
menganyam tubuhku...!
saat..
betapa busuknya aku!

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Bias

19 comments:

  1. Emmm, asli, jadi speechless dengan ending di dua bait terakhir...

    Daripada mengeluh, mungkin ada baiknya tarik nafas dalam2, trus dihembuskan dech...gimana??? :)

    ReplyDelete
  2. Baiklah....hemmmmmmmmmmm yak...
    fiuhhhhhhhh... sudha tuh ummi.

    ReplyDelete
  3. Kalau cacing, belatung tak mau berpesta, raganya utuh ya

    ReplyDelete
  4. wah mas... sakti banget ya bisa menari diatas pasir lahar hehehhe

    ReplyDelete
  5. wah... serem banget merinding ada cacing, belatung sama ulat hiii....

    ReplyDelete
  6. dan jika binatang binatang itu enggan melumat tubuh kita. itu suatu penyiksaan terberat.disisi lain, ingin binasa. tapi disisi lain, tak mengingininya...

    ReplyDelete
  7. seakan semua tak seperti yang kau harap..
    seakana semua tak seperti yang kau ingin..
    tapi seperti itulah jalan hidupmu..
    semua kan berakhir indah hanya padamu..

    ReplyDelete
  8. kulikan diksinya memotong nadi2... tak teruraikan dengan satu atau dua kalimat pemujaan, keren

    ReplyDelete
  9. bro, aku jadi ingat percakapan kita tentang istilahmu 'seringai duit', saat lihat poster2 itu...

    nyambung gak ya, hehe...

    ReplyDelete
  10. kalau saya penontonnya, maka akan saya lumuri bedak si 'aku' itu. agar tak lagi berminyak dan berair wajahnya. :p

    he...
    seperti puisi ini...blass.. ga mudhenk.
    yang ada di imajiku..
    ya, benar2 seseorang seperti tertulis di sini. haha..naif yah..

    sukses deh, utk rahasia kata..

    ReplyDelete
  11. trims sobat.. dah mampir ke Sungaikuantan.com
    puisinya.. makin keren aja tuh....
    salam akrab sllu...

    ReplyDelete
  12. maammmmmbuuuuuuuuuuuuu
    tututp idunggggg

    ReplyDelete
  13. Dalam kehidupan...
    Akan kita temui banyak peristiwa yang baik dan buruk
    Pelajari dan jangan pernah mencela
    Karena disitu akan ada ilmu yang berharga akan kita dapati

    Dalam berkawan...
    Jangan pandang ....siapa, apa dan dimana
    Karena setiap yang datang
    Akan memberi kita sebuah nuansa

    Memberi warna dalam kehidupan
    Memberi rasa dalam kehangatan
    memberi kekuatan saat kita membutuhkan
    Memberi cinta yang berbeda dan tak terlupakan

    Manusia, nyamuk, lalat, cacing, kecoa, ...jangan saling mencela
    Mari kita, sama-sama hidup berdampingan
    Dibumi yang penuh lahar,benci, dendam iri dan dusta
    Kita tanamkan cinta dan kasih sayang....sampai akhir perjalan kehidupan

    ReplyDelete
  14. Kemanakah tubuh itu akan kembali...
    Saat ulat, cacing dan belatung tak mau berpesta dan menganyam tubuhnya...
    Saat tanah hitam asalnya enggan melebur tubuhnya...
    Dan saat cairan hitam bau busuk tak ingin menyentuhnya...

    Mas Kika, ini ganti judul ya...:)

    ReplyDelete
  15. Bias? namanya sama seperti temanku..

    salam kenal^^

    trims yah dah maw knjungi blog saya.

    ReplyDelete
  16. waduh, mantap aja deh, hehe

    ReplyDelete
  17. mmmhh.. jadi ngga bisa komen nih....
    sebuah puisi ttg perjalanan hidup manusia,.... mantap banget man..

    ReplyDelete
  18. sepertinya saya jadi speechless kalo udah sampe sini..

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..