Saat cakrawala itu menyentuh bumi,
hanya sayatan akan kenangan yang mulai terlihat pudar,
bukan benderang tentang hiruk pikuk dalam sepi,
semua ini kusam, tak berbentuk, dan hanya patuh akan waktu,
cahaya itu tak bisa kulihat,
disaat semua orang memuja akan keindahannya,
aku terheran dengan kebutaanku,
apa yang sebenarnya mereka lihat? aku juga ingin mengaguminya,
dan akhirnya, sampai saat ini aku masih buta,
sebenarnya,,,
aku tak ingin berbeda,
aku juga tak ingin terasing,
namun semuanya tampak berbeda,
akupun dengan sendirinya terasing,
semoga saja yang kuyakini ini benar,
aku bisa mendapatkan cahayaku sendiri,
mendapat ketentramanku,
dan bahagiaku untuk diakhir,
yang berarti awal dari sebuah keabadian,
antara sepi, keyakinan, dan prinsip |
*Arif Chasan | 26 Juni 2011
setiap manusia terlahir berbeda, tidak harus menjadi sama seperti mereka hanya untuk diterima,
ReplyDelete*saya suka puisinya :-)
salam sahabat
ReplyDeleteehm pinternya membuat untaian kata menjadi berbait bait puisi yang indah
oh iya lam kenal sekalian saya follow
indah banget puisinya makasih
ReplyDeletepengetahuan bathin anda begitu luas,..salam takzim dari blog puisi Jingga Tersenyum
ReplyDeleteMemang Perbedaan itu kadang terasa lebih indah mewarnai hidup.
ReplyDeletekarna mungkin hanya dari sebuah sudut pandang saja lahir sebuah perbedaan.
dari jiwa yang satu dan jiwa lainnya.......
Nice