Bapak, kenapa kau lahirkan anarki?
pada kami yang semestinya kau lindungi
pada kami yang seharusnya kau ayomi
Kami minta harga bukan untuk kau beli
Tak ada harga yang pantas bagi nyawa ini
kecuali harga diri
Tapi kenapa kau jual diri?
Ah Bapak, cermin pun akan retak ketika kau berdiri.
[untuk Priok & Cina Benteng, 2010].
Depok, 2010
Friday, April 16, 2010
Bapak, kenapa kau lahirkan anarki?
Tags :
Sosial
Related : Bapak, kenapa kau lahirkan anarki?
PenghakimanKadang laut tak begitu jernih, bahkan langit pun tak secerah biasanya. Duka dan rintihan akan sayatan masa lalu begitu menggempar dalam jiwa seorang musafir. Harapan h ...
Jakarta JakartaJakarta Jakarta engkau disebut kota Dimana uang jadi senjata diantara dinding bermata belukar modernnya tata kota. Kursi empuk penguasa. 2010 ...
Nagari IkanAku rasa Indonesia bukanlah sebuah Negara tapi Nagari orang-orang tertentu. Terus dimana sebenarnya aku hidup? Ternyata aku juga hidup di Nagariku sendiri. Nagari Ika ...
Sendiripemuda pemudi hidup sendiri berjalan dengan pikiran sendiri sibuk bergaya sendiri sendiri apa yang salah pada diri sendiri mungkin bapak bisa tahu diri untuk menjawab s ...
Terlalu indahSaat cakrawala itu menyentuh bumi, hanya sayatan akan kenangan yang mulai terlihat pudar, bukan benderang tentang hiruk pikuk dalam sepi, semua ini kusam, tak berbentuk, ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
memang,
ReplyDeleteada harga yang tak dapat terbeli
apalagi ditawar tuk dimiliki
namun,
itu semua cerita dahulu
cerita dari nenek moyang kita, yang
mengatakan harga menghargai adalah
fosil warisan yang harus dijaga
dipelihara, dilestarikan, bersama
dan cerita itu pun
tak tersisa dan musnah
hingga buku-buku sejarah pun
seakan enggan
menyimpan mantra-mantra
'harga' dan 'menghargai' itu
ya.....
walau hanya kalimat itu saja
karena,
dalam suasana yang berbeda
dengan 'bapak' yang berbeda pula
sejarah dapatlah dengan mudah dipolesi
seperti yang 'bapak' inginkan
semaunya yang 'bapak' harapkan
hanya untuk 'bapak' dan 'bapak' saja
walo kadang harus berbagi bersama 'jajaran bapak'
sejarah bukan hal yang mustahil
untuk diputar dan dibalikan
kemana 'bapak' sewaktu ibu menangis
di hari rabu waktu itu ?