Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Wednesday, March 24, 2010

Percakapan

Bilamana mati nanti
sungguh aku tak berharap
bertemu ayah atau ibu
bahkan anakku..

Mungkin saja
wajahku akan tampak sangat tua
dan tentu aku malu
karena bisa saja cucuku
menjadi sebaya

Teman
Apa sesungguhnya kematian?
Ada yang mengatakan gerbang
Ada pula yang mengatakan jembatan
Ada juga yang berkata
"Ah.. itukan hanya siklus alam,
agar bumi tidak merasa berat menyangga manusia"

Sebelum itu menyapa
satu hal pasti bagiku
mengusahakan kebahagiaan
bagiku dan yang tercinta..

Diluar,
hujan memainkan musiknya
semoga itulah sambutan
ketika aku mati.

Depok, Maret 2010

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Percakapan

  • Sampahmungkin langit sedang mencuci lantaimembersihkan remasan gundah manusiamenguras sampah airmatayang dilemparkan manusiasetiap detik waktudan aku ingin berhentiberhenti me ...
  • BiruDetak detik jantungku berhias,hati tiada mau memangkas,sembari otak bersulam,aku menggenggam pasir,Burung-burung kecil,nyanyikan tetabuhannya,aku tertumpah masa lalu,lak ...
  • Dengung gelas kacaduduk ditepian merasakan sejuk udara yang berhembus tanpa melihat namun menyentuh siapapun tanpa terasa, aku rapuh hanya mampu mendengung seperti dengung gelas kaca ya ...
  • Tuhan, ijinkan aku mencintaimu.Tuhan, ijinkan aku mencintaimu.Aku yang tak lagi ingat beberapa tahun yang lalu, seperti apa sebenarnya gelap rahim ibu yang melahirkanku. Hanya ingin melayangkan bebas ...
  • Mencari jalan lainCeritakan padaku akan sampah yang sering kamu tiduri dengan bangga dan tepuk dadamu. Ceritakan padaku pula seperti apa ludah yang sering kamu jilat sendiri pada saat muk ...

4 comments:

  1. ah kita kan saudara masak saling meludahi, tak baiklah macam itu. kalo mas lagi ad wkt senggang kunjungi blogq ya, http://hebbywood.blogspot.com/ makasih...

    ReplyDelete
  2. Semoga kau tetap menulis, setelah mati nanti.

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..