Aku pergi menuju jalan ramai untuk menenangkan suasana hati
mendatangi gerah yang tidak mau mengalah untuk terus ada
terus berjalan mengitari bising yang menyaingi pikiran
Aku pergi menuju tempat indah untuk menyambut pasti
menyapa lilin sebelum benar-benar pudar dan mati
duduk melihat kejujuran semakin dekat dengan sekarat
Sudahlah...
aku bunuh saja
aku bunuh perasan ini
Aku pergi menyiapkan parang demi menyenangkan nafsu hati
meluluri kulit dengan selimut darah hangat seperti memotong padi
menyauh hari dikemudian mati seperti Kuda diajak menari
Mungkinkah...
yaa mungkin saja
mungkin berinkarnasi nanti..
Untuk Ruh yang setia menemani Tubuhku.
Untuk Ruh yang cinta mati pada Tubuhku.
Depok, 2009
Friday, May 1, 2009
Sudahlah...bunuh saja...
Tags :
Merubah diri,
Sajak Mencinta
Related : Sudahlah...bunuh saja...
Kaki LangitSemalam tadi kamu bertanya tentang kaki langit, bagaimana aku menerangkan bilamana kaki langitku sendiri tak pernah terjamah dalam pikiran mau pun bayangan. Sekian detik ...
Lamunan IIAjak aku ke dalam duniamumenghampiri masa lalujuga bagaimana kau terlahirbiar aku tahuAjak aku masuk ke dalam jantungmelukis dinding dan mewarnainyadengan namaku, perlah ...
Sudahlah...bunuh saja...Aku pergi menuju jalan ramai untuk menenangkan suasana hatimendatangi gerah yang tidak mau mengalah untuk terus adaterus berjalan mengitari bising yang menyaingi pikiran ...
Entahlah.....Ku merasakan gundah di hati Perasaan seperti tak berarti Tiba-tiba kau seakan ragu Dalam persimpangan waktu itu Sepertinya dirimu memang mampu Untuk pergi dari bayangku ...
Mawar bekuMuncul sekuntum mawardari percintaan pikir serta rasatelah aku bekukan dan aku hias sebuah nama dikelopaknya Namun sepertinya tidak akan pernah sampaiDitanganmu..Depok, ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
jika engkau diberi kesempatan ber-reinkarnasi, apakah kau akan memilih npuisi?
ReplyDeleteika engkau diberi kesempatan ber-reinkarnasi, apakah kau akan memilih menjadi npuisi?
ReplyDeleteRuh itu rindu cahayaNya
ReplyDeleteRuh itu hampa tanpa ayat-ayatNya
Lama, kau biarkan ruh itu tak menentu
Sudah, kau biarkan ruh itu berdebu...
jadi, sebetulnya ruh dan ubuh itu sesuatu yang tidak bekerjasama ya?
ReplyDeletekenapa harus dipersoalkan masalah ruh, mau mati kapanpun juga mati sendiri
ReplyDeletemodyar mumet aku ndaaa!
nice poem...
ReplyDeleteSatu persatu, telah aku hapus, cerita lalu, diantara engkau dan aku, dua hati, pernah berjaya seribu mimpi..
ReplyDeleteEnyahlah kau rasa hampa!!!!
ReplyDeletebetul....
sudahlah......
ReplyDeletejangan terlalu kau cemaskan perasaanmu itu,jika kau tak milikinya.tak apalah...
cukup sajak ini yang menghiburmu
bunuhlah perasaan itu...
ReplyDeletejika akan membuatmu lega..
tapi janganlah berharap kau dapatkannya lagi
ketika harus reinkarnasi...
karena mungkin kau akan kecewa
jika tetap tak ada.....