Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Sunday, February 1, 2009

Dusun Senja

Matahari menahan kantuknya,
waktunya berjaga sudah habis,
sembari menunggu persiapan sang bulan,
dia tersenyum memandangi bumi,
Ekspresiku mulai mengernyit,
"kembali sore", bisikku,
tiba untukku menemui matahariku,
menjadi pemantik dan menyalakannya,

Demi senja yang senantiasa menjemput,
degup jantungku selalu mengguncang,
pasti ku temui sambutan gairah,
candaan bising mengasyikkan,
mengikis letih menambah senang,
ragu aku untuk merasuk lebih panjang,
karena cinta terdalamku memanggil,
gemanya datang menyambut sang bulan,

Setelahnya aku terduduk menyambut,
bukan saat tepat aku merutuk,
nikmat ini bukan tiada dua,
namun cukup bagiku, sangat cukup,
Aku coba pilin hasil hariku,
"Syukurlah, tiada noda tersisip",
Tidak akan pernah aku nyalakan cahayaku,
dengan sesisip hitam dalam rongganya,

Keremangan dusun senjaku,
menggelitik senyawa tabu ditelinga,
diiringi percintaan sejati bulan bintang,
aku tepis pena menyambut malam,
Ingin aku ambil kanvas melukis detik ini,
temaram adalah benih,
awal segala hitam dan putih,
karenanya, surgapun lebih dekat.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Dusun Senja

33 comments:

  1. salut2 buat kang dexter... aku jadi minder... kuk bisa kang buat kayak gitu ajarin aku dong?

    ReplyDelete
  2. sekali lagi aku cuman bisa manggut manggut karena larut dalam puisi mu..
    bagus bagus..

    ReplyDelete
  3. hmmm
    yang ini aku bener-bener bingung..
    kuulangi lagi malah tambah bingung..
    koment gimana ya??
    yang pasti aku tau..kamu lagi kangen...

    ReplyDelete
  4. dusun senja yang semakin hilang ditelan beton-beton yang angkuh... rindu menikmati senja...

    ReplyDelete
  5. Demi senja yang senantiasa menjemput,
    degup jantungku selalu mengguncang,
    pasti ku temui sambutan gairah,
    candaan bising mengasyikkan,
    mengikis letih menambah senang,
    ragu aku untuk merasuk lebih panjang,
    karena cinta terdalamku memanggil,
    gemanya datang menyambut sang bulan

    apakah yg dimaksud cinta terdalam?
    sambutan gairah tuh dari siapa?

    ReplyDelete
  6. @poetry
    wah aku baru belajar...
    @rampadan
    Sudah aku link ya bro
    @atca
    iya, aku kangen dengan perempuan cantikku
    @MJ
    Michael Jacksen yah??
    @Fata
    wah itu gema panggilan adzan kak maksudnya.

    ReplyDelete
  7. mampir sini..
    liat jagoan puisi ;)

    ReplyDelete
  8. kayaknya kamu gi bahagia bangat sama si dia yah..................
    wah ........
    selamat yah.........

    ReplyDelete
  9. Betapa "bahagianya perempuan cantik" yang kau rindukan...

    Sangat indah... sukses mas Dexter

    ReplyDelete
  10. wah, puisinya bahasa tinggi nih. btw, linknya sudah ada. thanks bgt yah.

    ReplyDelete
  11. Dan begitu pahamnya tentang nurani kita agar dibenak selalu terlintas betapa malam kadang sangat mencekam. Siang selalu mewaspadai datangnya senja. Hari-hari telah menjadi tumpukan ketakutan.

    Copas: http://leneng.blogspot.com/2008/12/pos.html

    ReplyDelete
  12. Membaca puisi dexter laksana siraman air di padang tandus. Sok puitis ya?? bukan... bukan seperti itu krn saya memang tidak bisa berpuisi. Puisi adalah ungkapan jiwa dari dasar hati yang paling dalam, selain diungkapkan dengan lagu dan musik. Tidak semua orang mempunyai talenta seperti itu. Bersyukurlah Anda memiliki talenta itu. Sukses untuk Dexter dan kejarlah putri impianmu.

    ReplyDelete
  13. Saluuuuut sob....
    Apa kabar? Indonesia is the world's third largest democracy...

    Cheers

    ReplyDelete
  14. Aku hanya bisa terpaku oleh susunan bata, kata-katamu yang tersusun apik

    ReplyDelete
  15. @Delia
    Terima kasihhhhhhhhhhhhhh.
    @katobengke
    benar aku sednag bahagia
    @embunnya Mbak Ning,
    Semoga dia merasa mbak.
    @superdedys
    bahasa kolong kok ded,
    @leneng,
    terima kasih banyak bro.
    @rampadan
    thanks a lot
    @Mbak penny,
    commentnya aku masukin di buku, berikut alamat blog.
    @hernady,
    terima kasih kunjungannya.
    @frizzy
    baik sob, kamu gimana>?
    @lina,
    kamu sangat pandai.

    ReplyDelete
  16. Nice poem kang...
    Salut...

    ReplyDelete
  17. wah... jadi pengin pulang nih menikmati senja di kota kecil kampung halamanku

    ReplyDelete
  18. mana nih updatean yang baru??
    Sudah berangkat menyepi belum nihh??

    ReplyDelete
  19. hanya sekedar berbagi puisi, klu jelek jangan dihapus.. ^_^

    begap... hingga... atau hanya...

    sembilu dalam senja bukan meratap
    tapi tetap terpeku pada diri dan jiwa
    mungkin juga tidak begitu hanya yang begap
    karena hati bukanlah untuk terbagi melana

    dalam takkan terhadap dengan dekat
    atau biarlah terisap walau merancu
    bukanlah seperti hembus yang memekat
    atau semerah yang teroles oleh gincu

    dari goresan terbelah bukanlah kerak
    perlahan memukik itu jadikan pelana
    seperti sekat menengadahlah tak pelak
    jadikan terkikis dalamnya hingga... atau hanya...

    ReplyDelete
  20. ... Demi senja yang senantiasa menjemput,
    degup jantungku selalu mengguncang,
    pasti kutemui sambutan gairah,
    karena cinta terdalamku memanggil.
    Setelahnya aku terduduk menyambut,
    "Syukur, tiada noda tersisip",

    (hehehe aku selalu merusak puisimu...)

    ReplyDelete
  21. ah senja selalu mendamaikan. tak pernah luput. dan kadang kita beringsut dalam lukanya,.. detik yang menenggelamkannya. dan kita bersorak setelah tiada. ah aku diam-diam merapal doa. semoga esok senja kan tiba. walau untuk kemudian tiada,..

    ReplyDelete
  22. waduh...pinter bgt buat puisi...salut deh...

    kang, dikumpulin aja puisinya ntar kalo udah terkumpul banyak dijadiin buku keren lo

    ReplyDelete
  23. met sore... mampir berkunjung lagi...mohon doanya buat Hellen sampe skrg masih blm sadar...

    ReplyDelete
  24. Kenapa puisi selalu menggetarkan hati...?Kenapa kata-kata itu mampu menghunjam sedemikian dalam....?
    Pokoke salut pada mereka yang mampu merangkai kata dengan indah.....

    ReplyDelete
  25. bener banget..abis usaha harus kudu syukur dengan segala hasil..
    salam

    ReplyDelete
  26. wah jagonya bikin puisi nih....kalo puisi buat ngerayu cowo ada ga???hihihih

    ReplyDelete
  27. Aku doakan semoga selalu
    bahagia, seperti cerminan
    puisimu yang satu ini ya Ka.
    Sukses ya. (Harina)

    ReplyDelete
  28. Dusun Senja
    Matahari menahan kantuknya,
    waktunya berjaga sudah habis,

    sungguh anda sastrawan yang hebat!
    sukses ya??

    ReplyDelete
  29. mengasyikan sungguh...betapa malam...
    bersenandung di atas senjanya
    dibawah permadani singgah sananya menyentuh pori-pori hati
    di sinilah tempat yang tiada aku temui sebelumnya
    yang singgah tapi tak bisa kutinggalkan

    mungkinkah senyapnya dan kunang-kunang
    ataw hawa dinginnya mendesir di dusun yang aku tak kenali
    di sepanjang aku temui
    hanyalah keindahan
    di segelintir nyaliku pekat dalam malam
    di mana keinginanku berbagi
    alamlah bernyanyi
    di dusun yang tak kukenal
    tapi senyaman di depan sebuah perapian
    yang menghangatkan tengkuk berlapis bulu

    19 feb 09
    1+03Zz

    ReplyDelete
  30. terima kasih salam knal balik ya...kang...
    senior ini jago bgt menghayal...
    aku juga ingin berguru padamu...
    yang rindang dengan segala ilmu...
    harfiahnya kata...akan terus aku ukir.sebgai pelampiasan rasa....

    he....

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..