Matahari menahan kantuknya,
waktunya berjaga sudah habis,
sembari menunggu persiapan sang bulan,
dia tersenyum memandangi bumi,
Ekspresiku mulai mengernyit,
"kembali sore", bisikku,
tiba untukku menemui matahariku,
menjadi pemantik dan menyalakannya,
Demi senja yang senantiasa menjemput,
degup jantungku selalu mengguncang,
pasti ku temui sambutan gairah,
candaan bising mengasyikkan,
mengikis letih menambah senang,
ragu aku untuk merasuk lebih panjang,
karena cinta terdalamku memanggil,
gemanya datang menyambut sang bulan,
Setelahnya aku terduduk menyambut,
bukan saat tepat aku merutuk,
nikmat ini bukan tiada dua,
namun cukup bagiku, sangat cukup,
Aku coba pilin hasil hariku,
"Syukurlah, tiada noda tersisip",
Tidak akan pernah aku nyalakan cahayaku,
dengan sesisip hitam dalam rongganya,
Keremangan dusun senjaku,
menggelitik senyawa tabu ditelinga,
diiringi percintaan sejati bulan bintang,
aku tepis pena menyambut malam,
Ingin aku ambil kanvas melukis detik ini,
temaram adalah benih,
awal segala hitam dan putih,
karenanya, surgapun lebih dekat.
Sunday, February 1, 2009
Dusun Senja
Tags :
Renungan
Related : Dusun Senja
Tangkup doaaku tersentak, di cekung batu besar pinggir kali tergurat sebaris kalimat "doa terberat di dunia adalah doa yang dilakukan" Depok, 2010. ...
Manusia adalah AkuSempat aku lepas kepalaku dari tempat sebenarnya, sempat pula aku gantungkan leher di tempat tidak semestinya, mungkin bukan waktu yang menginginkan namun sebuah kelana ...
Dimana aku..Aku ajak jiwaku untuk melayang bepergianmendatangi para ulama disanasebentar kemudian aku terpental jauh"ah..disini bukan tempatku"Kemudian terbang sebrangi lautanmencob ...
Sudut airSebelum jari jemariku berhenti menuliskan namamudisini aku suguhkan rasa beriring cintasebesar harapan yang tertulis dilangitaku menari diatas awan..kemudian aku menjelm ...
MatahariSementara hari-hari tergelincir terlihat dari jendela tempatku duduk masih kau gantungkan diri dalam belantara kata orang lain setengah mati percaya yang kau dengar Ket ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
salut2 buat kang dexter... aku jadi minder... kuk bisa kang buat kayak gitu ajarin aku dong?
ReplyDeletesekali lagi aku cuman bisa manggut manggut karena larut dalam puisi mu..
ReplyDeletebagus bagus..
hmmm
ReplyDeleteyang ini aku bener-bener bingung..
kuulangi lagi malah tambah bingung..
koment gimana ya??
yang pasti aku tau..kamu lagi kangen...
dusun senja yang semakin hilang ditelan beton-beton yang angkuh... rindu menikmati senja...
ReplyDeleteDemi senja yang senantiasa menjemput,
ReplyDeletedegup jantungku selalu mengguncang,
pasti ku temui sambutan gairah,
candaan bising mengasyikkan,
mengikis letih menambah senang,
ragu aku untuk merasuk lebih panjang,
karena cinta terdalamku memanggil,
gemanya datang menyambut sang bulan
apakah yg dimaksud cinta terdalam?
sambutan gairah tuh dari siapa?
@poetry
ReplyDeletewah aku baru belajar...
@rampadan
Sudah aku link ya bro
@atca
iya, aku kangen dengan perempuan cantikku
@MJ
Michael Jacksen yah??
@Fata
wah itu gema panggilan adzan kak maksudnya.
mampir sini..
ReplyDeleteliat jagoan puisi ;)
kayaknya kamu gi bahagia bangat sama si dia yah..................
ReplyDeletewah ........
selamat yah.........
Betapa "bahagianya perempuan cantik" yang kau rindukan...
ReplyDeleteSangat indah... sukses mas Dexter
wah, puisinya bahasa tinggi nih. btw, linknya sudah ada. thanks bgt yah.
ReplyDeleteDan begitu pahamnya tentang nurani kita agar dibenak selalu terlintas betapa malam kadang sangat mencekam. Siang selalu mewaspadai datangnya senja. Hari-hari telah menjadi tumpukan ketakutan.
ReplyDeleteCopas: http://leneng.blogspot.com/2008/12/pos.html
LINKNYA UDACH AKU PASANG MAS..
ReplyDeleteMembaca puisi dexter laksana siraman air di padang tandus. Sok puitis ya?? bukan... bukan seperti itu krn saya memang tidak bisa berpuisi. Puisi adalah ungkapan jiwa dari dasar hati yang paling dalam, selain diungkapkan dengan lagu dan musik. Tidak semua orang mempunyai talenta seperti itu. Bersyukurlah Anda memiliki talenta itu. Sukses untuk Dexter dan kejarlah putri impianmu.
ReplyDeletenice article.. success for you
ReplyDeleteSaluuuuut sob....
ReplyDeleteApa kabar? Indonesia is the world's third largest democracy...
Cheers
Aku hanya bisa terpaku oleh susunan bata, kata-katamu yang tersusun apik
ReplyDelete@Delia
ReplyDeleteTerima kasihhhhhhhhhhhhhh.
@katobengke
benar aku sednag bahagia
@embunnya Mbak Ning,
Semoga dia merasa mbak.
@superdedys
bahasa kolong kok ded,
@leneng,
terima kasih banyak bro.
@rampadan
thanks a lot
@Mbak penny,
commentnya aku masukin di buku, berikut alamat blog.
@hernady,
terima kasih kunjungannya.
@frizzy
baik sob, kamu gimana>?
@lina,
kamu sangat pandai.
Nice poem kang...
ReplyDeleteSalut...
Blog walking. Have a good day.
ReplyDeletewah... jadi pengin pulang nih menikmati senja di kota kecil kampung halamanku
ReplyDeletemana nih updatean yang baru??
ReplyDeleteSudah berangkat menyepi belum nihh??
hanya sekedar berbagi puisi, klu jelek jangan dihapus.. ^_^
ReplyDeletebegap... hingga... atau hanya...
sembilu dalam senja bukan meratap
tapi tetap terpeku pada diri dan jiwa
mungkin juga tidak begitu hanya yang begap
karena hati bukanlah untuk terbagi melana
dalam takkan terhadap dengan dekat
atau biarlah terisap walau merancu
bukanlah seperti hembus yang memekat
atau semerah yang teroles oleh gincu
dari goresan terbelah bukanlah kerak
perlahan memukik itu jadikan pelana
seperti sekat menengadahlah tak pelak
jadikan terkikis dalamnya hingga... atau hanya...
... Demi senja yang senantiasa menjemput,
ReplyDeletedegup jantungku selalu mengguncang,
pasti kutemui sambutan gairah,
karena cinta terdalamku memanggil.
Setelahnya aku terduduk menyambut,
"Syukur, tiada noda tersisip",
(hehehe aku selalu merusak puisimu...)
ah senja selalu mendamaikan. tak pernah luput. dan kadang kita beringsut dalam lukanya,.. detik yang menenggelamkannya. dan kita bersorak setelah tiada. ah aku diam-diam merapal doa. semoga esok senja kan tiba. walau untuk kemudian tiada,..
ReplyDeletewaduh...pinter bgt buat puisi...salut deh...
ReplyDeletekang, dikumpulin aja puisinya ntar kalo udah terkumpul banyak dijadiin buku keren lo
met sore... mampir berkunjung lagi...mohon doanya buat Hellen sampe skrg masih blm sadar...
ReplyDeleteKenapa puisi selalu menggetarkan hati...?Kenapa kata-kata itu mampu menghunjam sedemikian dalam....?
ReplyDeletePokoke salut pada mereka yang mampu merangkai kata dengan indah.....
bener banget..abis usaha harus kudu syukur dengan segala hasil..
ReplyDeletesalam
wah jagonya bikin puisi nih....kalo puisi buat ngerayu cowo ada ga???hihihih
ReplyDeleteAku doakan semoga selalu
ReplyDeletebahagia, seperti cerminan
puisimu yang satu ini ya Ka.
Sukses ya. (Harina)
Dusun Senja
ReplyDeleteMatahari menahan kantuknya,
waktunya berjaga sudah habis,
sungguh anda sastrawan yang hebat!
sukses ya??
mengasyikan sungguh...betapa malam...
ReplyDeletebersenandung di atas senjanya
dibawah permadani singgah sananya menyentuh pori-pori hati
di sinilah tempat yang tiada aku temui sebelumnya
yang singgah tapi tak bisa kutinggalkan
mungkinkah senyapnya dan kunang-kunang
ataw hawa dinginnya mendesir di dusun yang aku tak kenali
di sepanjang aku temui
hanyalah keindahan
di segelintir nyaliku pekat dalam malam
di mana keinginanku berbagi
alamlah bernyanyi
di dusun yang tak kukenal
tapi senyaman di depan sebuah perapian
yang menghangatkan tengkuk berlapis bulu
19 feb 09
1+03Zz
terima kasih salam knal balik ya...kang...
ReplyDeletesenior ini jago bgt menghayal...
aku juga ingin berguru padamu...
yang rindang dengan segala ilmu...
harfiahnya kata...akan terus aku ukir.sebgai pelampiasan rasa....
he....