Jari jemari ini sepertinya perlahan memelan,
tak lagi seperti dulu yang bergembira menulis kata-kata,
justru disaat mimpi untuk mencium kata lebih dalam,
kena laknatkah?,
Aku coba melepas bulan gemantung di mata,
keadaan pasti, sudah merubah rasa rubah dipikiranku,
justru disaat mimpi untuk berlari ganas menerjang,
bosankah aku?
Baju-baju lantak menjadi kering seiring panas,
hanya bau meninggalkan keresahan,
justru disaat mimpi ingin mencuci semua bau,
dimana aku?
Perkenalanku dengan Kakek,
membawa angin segar dalam pikiran,
pesan-pesan damai dari ketikan dusun senja,
memulangkan pandang ke kampung halaman, terus aku?
Perjalanan pertama sedang dikandung,
sedikit langkah maka menetas,
aku harus berani menatap matahari,
agar aku tahu siapa aku.
Salam buat Kakek Arsyad Indradi dan Bang Nanoq.
maju terus mencapai suatu keinginan yang sehat
ReplyDeleteperlu diamkah ?
ReplyDeleteatau beku...
dan biarkan waktu mencairkan kata
setitik, demi setitik
hai, have a nice day :)
salam buat kakek ya.
ReplyDeleteIndah nian kata demi kata
ReplyDeletebegitu mendalam menyetu jiwa
duhai penyair yang sejuta
aku kan menunggu syair2mu dengan setia
Oooh Tidak!!!!
ReplyDeleteJangan padamkan semangat cinta..
Terus kobarkan asa mendulang mimpi...
Kau bisa dan pasti merdeka dari kealpaan diri,
Ketika lilin meredup..lihatlah mentari setia menemanimu menapak hari menuju kemasyuran itu..
Hari ini milikmu... maka bergembiralah..
Teruslah dengan langkah psti
Bahwa dunia menanti segala karya indahmu.
Apalagi ya..ah budhe mak ga' bisa bikin puisi he..tapi.. hayolah.. lebih semangat yach..smoga hari ini dan seterusnya penuh kebaikan serta berkah barokah..Amien..
terima kasih atas semangatnya semua...
ReplyDelete