Mata ini mengajak untuk menengadah,
bukan berdoa,
namun menahan jatuhnya air mata,
kepada siapa mesti meng-aduh,
harapan seimbang selaksa bumi dan langit,
meregang melihat kenyataan,
Coba aku berbisik pelan,
menenangkan pikiran,
bumi terjejak langit terjunjung,
hanya itu jawaban,
maka langkah adalah pertamanya,
dimana akhiran tidak penting.
Kepada siapa mesti aku tanya,
malam menjawab hanya untukku,
sedang mereka masih pandang berbulu,
melayangkan kenyataannya pada warna,
bukan sama-sama berkaki dua,
dengan titipan nyawa yang sama.
Depok.
Kepada politisi negara entah berantah.
Monday, January 12, 2009
Kepada siapa
Tags :
Orkestra Debu
Related : Kepada siapa
Dialam mimpikudalam mimpiku, terlihat anak-anak syair itu akrab bercengkerama bercanda bersama anak-anak petirbermain berlarian mengitari pohon guruh tanpa takutsaling mengejar di pas ...
Sentuhan jariJari jemari ini sepertinya perlahan memelan,tak lagi seperti dulu yang bergembira menulis kata-kata,justru disaat mimpi untuk mencium kata lebih dalam,kena laknatkah?,Ak ...
Tak lagi AirSembari aku tangkup tanganaku sebut namamumungkin kemarin adalah terakhirdisertai kaku kita bertemuSemoga kamu selalu baiksampai saat kita bertemusaat itulah kita tak la ...
Desakusewaktu kecil aku bermain di petakpetak sawahberlarian mengejar katak serta ikan dalam air bercampur lumpursampai tanpa terasa waktu memaksaku pulangsekarang waktu ini, ...
Gagak dan Hantu“Hey, siapa disitu??”. Si gagak coba melihat.“Eh itukan si parin yang kemarin melayang layang karena buaian..?!”. Kembali si gagak coba meneliti. “Bukan, kemarin dia mel ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
pilih diam tersakiti atau maju tertelan...hiks!!!
ReplyDeleteIya benar budhe.
ReplyDeleteItulah kenyataannya Ka.
ReplyDeleteGimana kita bisa menyikapi
keadaan yg dilematis tersebut.
(Harina)
bertanya separo hati
ReplyDeletetapi tak kuasa mnghujam
ditongga-tonggak lama kami tersakiti
ditangan kotor terampas
yang malang aku tetap malang
lalu peduli apa semua
cukup harapkah menelan gerimis asin airmata
cukup kuat mnelan pedas lombok dari yang dikata
saatnya aku ingin keluar
dari dunia hukum rimba
liar nan brutal
makanan yang mentah tak berasa
tapi pasti bukan air telaga yang begitu segar
membuatku tak bisa rindukan negriku
tak bisa bnggakan aku