Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Wednesday, January 28, 2009

Garis Pelangi

Titian ujung pelangi berwarna merah,
menarik perhatian mata,
berlatar keemasan matahari,
kamu unjuk diri,
perlahan pasti kamu tawarkan ujung lidah,
tak kuasa bagiku mengecup ujungmu,
agar melangkah lebih dalam,
teraduk perasaan memasukinya,

Mendekati dalam,
guncanganmu makin menggairahkan,
nafasku tergegas cenderung keras,
teriakan dari ujungmu makin memanggil,
aku terpanggul mempercepat,
terengah menujumu,
kamu buka lebar hatimu,
gapaian ku pun makin dekat,

Ujung warna merahmu berubah warna warni,
makin ingin aku sampai ditempatmu, cepat,
beritahu aku bila kamu sudah disana,
aku menyusulmu untuk bersatu,
biarkan aku dengar bisikan,
yang selalu aku rindukan,
dan kita pun berhenti bersama,
merasakan surga dan serpihan-serpihannya,

Kini aku berselancar di garisan pelangi,
menuruni kembali,
beserta cengkeraman mesra tanganmu,
tuntunanmu menurunkan aku,
kembali sedia kala,
berharap pintumu terbuka selalu,
17 syaratmu akan aku penuhi,
dimana tangis bahagia adalah janji.


Depok, 2009.
"You're My Everything"

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Garis Pelangi

30 comments:

  1. Tertegun. Rasanya ingin sekali ganti profesi menjadi penyair

    ReplyDelete
  2. Wahahaha jangan Pak, nanti saya kesusahan nyari teman seperti panjenengan.

    ReplyDelete
  3. Membacanya..membuatku gunndah..
    entah apa makna yang tersirat..
    apakah otakku menutup matanya
    atau hatiku menutup fikirannya

    semburat merah.. terpancar diwajahku
    hangat.. tanpa tau sebabnya apa..
    pelan tapi pasti kupalingkan muka
    dan bersembunyi dibalik tanya..

    mengapa kau minta aku membacanya..

    ReplyDelete
  4. membacanya menjadi takjub juga nih berwarna sekali, tapi jangan sedih yah kang

    ReplyDelete
  5. Pintu pelangi akan selalu terbuka
    janganlah kau risau merana

    Keren + mantabs...

    ReplyDelete
  6. Sepertinya kamu telah menemukan milikmu yang pernah hilang ya...masa yang suram berganti dengan ribuan cahaya pelangi...

    ReplyDelete
  7. Gubrakkk...kliyengan nihh...
    bener2 aku ngga ngerti tentang puisi...
    sudah berulang2 kubaca, kucerna...justru yang kepikir yang aneh2 saja..he..he.
    aku suka sama koment mba mentari tuhhh..bagus..hiks..coba aku bisa bikin gitu yahhh...

    ReplyDelete
  8. SubbahaAllah... indahnya tak terkalimatkan... kita sama sama merindukan kehadirannya.. nyes rasanya .. beneran ngresep di hati he..

    ReplyDelete
  9. weh!!
    Pornoooooooooo...!!!
    Kekekekeke...
    bercanda, kang...
    Indah, kok..

    ReplyDelete
  10. @Mentari,
    Aku ingin kamu membacanya karena "ingin" saja.
    @Kang harry,
    saat aku menulisnya, aku dalam keadaan tersenyum bahagia,
    @Digital Baca,
    Terima kasih supportnya,
    @vero,
    it's not about love somebody,
    @Atca,
    beranikan dirilah untuk berekspresi,
    @Budhe,
    Ya, aku sangat merindukannya,
    @ratu gumelar,
    hehehe...you're mis..

    ReplyDelete
  11. Romantis sekali ... sayang aku tak bisa berpuisi ...

    ReplyDelete
  12. sungguh tak dapat kulukiskan bagaimana mempesonannya kalimat dan kata - kata yang menyejukan hati ini..alangkah sejuknya bila ia menghampiri..kita seolah terhanyut dalam alunan kalimat yang ringan tapi membumbung seperti kapas..pokoknya bikin hati plong and seger kembali..

    ReplyDelete
  13. Wahh... puisinya Sangat indahhh...

    Apreciated mas Dexter...

    ReplyDelete
  14. kabar baek. . .
    wah, kayak baru jatuh cinta aja di bung...
    istilah serunya kasmaran..hehehe

    ReplyDelete
  15. wah wah wah PUISI.... kagak begitu ngerti ni dengan puisi,... hiks...

    Trims yak sudah berkunjung...

    ReplyDelete
  16. indah walau hanya sesaat.
    indah.
    tak terasa hatikupun menyebut nama penciptaNYA.
    yang telah menciptakan sesuatu yang indah itu.
    tanpa ku tau kapan akan melihatnya lagi.
    tanpa ku tau kapan akan mengaguminya lagi.
    wahai pelangi.

    ReplyDelete
  17. Ini mesti puisi special dari dasar hati yang paling dalam... baguuus banget.... :)

    ReplyDelete
  18. mantaabb mas...kereen bgt..hehe..

    menjawab komentar mas masalah motivasi dalam hal uang saya blm sanggup mas,,lah saya masih tinggal sama ortu,,hihi..next time mungkin insya allah..

    keep share mas..

    ReplyDelete
  19. sungguh dan sangat bagus puisi2 nya....

    ReplyDelete
  20. Pelangi...
    datang dalam cumbu hujan dan matahari
    lalu tenggelam dalam kelam malam
    bersama mimpi dan kenangan

    ReplyDelete
  21. Sesaat pelangi tertunduk oleh mata mata yang menyaksikan
    Hatinya membuncah, ketika kekaguman itu datang bertubi tubi menyanjungnya
    Dan pelangi pelangi itu kian menerangi dirinya
    Hingga tak ada kata yang sanggup melukiskannya

    ReplyDelete
  22. speechless...
    huhuhuuu
    gak bisa komen apa-apa deh...
    keren, bosss!
    two thumbs up !!!
    :)

    ReplyDelete
  23. Wah membaca puisinya membuatku ikut larut untuk menyelami kebahagiaan bersama dirinya

    ReplyDelete
  24. Hmmm gimana ya caranya bisa nulis seperti mas,tulisannya cantik2 euy,jadi ngiri hihihihi

    ReplyDelete
  25. sebagai sesama wong jowo,aku bangga kalian panjenengan kang!!!

    ReplyDelete
  26. lha itu puisinya bagus banget.

    ReplyDelete
  27. wah... gimana rasanya berselancar di garis pelangi???

    ReplyDelete
  28. Ka, imajenasimu sangat tinggi
    Namun sangat halus menuangkannya
    dalam untaian aksara. Judulnya
    agak membuat bias.
    Mungkin aku gak salah menafsirkan.
    Smiling for you my bro. (Harina)

    ReplyDelete
  29. ajari saya bersyair. biar kalimat saya menjadi lebih menyastra ya Suhu....

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..