Indonesia ini sanggup mengumpulkan amarah,
letupan keinginan membulat pindah,
Terpisah mungkin itu bagianku,
meski hak menjadi pikulanku,
Tetap saja Indonesia menutup mata,
warna lebih mudah dikenali dimata,
disini,
di Indonesia...
Sebelum ijin menutup tarianku,
aku coba pindah menuju awan biru nan indah,
Berharap tidak ada mendung,
Malah hujan menyiramku hanyut jatuh,
Sebelum adaku diketahui,
aku berlari berbekal tas punggung dan matras,
sejenak gunung jadi rumahku,
Namun perut menuntunku turun..
Sempat menuju perancis,
berbekal pertemanan dari tulisan,
Aku singgahi menara Eiffel, duduk diantaranya,
bangga rasanya,
Dan tetap pertama Indonesia menjadi tujuanku berbicara,
coretanku ini mengarah kepadanya,
para raja kecil mungkin akan sakit karenaku,
tapi aku bangga..
Kembali kemasan tas punggung menghangatkan tulang,
kakiku kembali menjejak sukarno-hatta,
"hemm.., Apa kabarmu Proklamator?",
Apakah kalian menangis saat ini?
Anak-anakmu, teman-temanmu juga musuh-musuhmu,
telah menghancurkan Indonesia ini,
Mereka lebih hebat dari para saudagar,
adakah kalian salah???...
Kursi kalian menjadi rebutan,
bergeser melebar memukul musafir tidur,
habis sudah Indonesia menjadi gerombolan,
keluargalah paling akur,
Dimana aku bisa tidur,
dimana aku bisa berdiri,
kemana aku bisa duduk,
Kembali keluargalah paling akur....
Tuesday, December 23, 2008
Berdiri Sama Tinggi, Duduk Cari Sendiri
Tags :
Merubah diri
Related : Berdiri Sama Tinggi, Duduk Cari Sendiri
Tangkup doa Orang butaaku di mabuk rasa duniaterbawa jauh tanpa terasa...terdengar hanya suara bukan lakuentah siapa namun ada lagubegitu riuh suara tanpa rasa jantungkuaku berlari demi waktu ...
Sudahlah...bunuh saja...Aku pergi menuju jalan ramai untuk menenangkan suasana hatimendatangi gerah yang tidak mau mengalah untuk terus adaterus berjalan mengitari bising yang menyaingi pikiran ...
Bila Tuhan..Bila Tuhan ada di kepalamu ijinkan aku membelai rambutmu dan bila Tuhan ada didadamu ijinkan aku melepaskan penutupnya Kita telanjang bersama Dalam sujud.Depok, 2010 ...
Temaram mimpidia tak memiliki mimpi hanya berselimut luka dan putus asa tinggal dalam keraguan sinarnya telah padam terhembus kerasnya hidup dan tergilas garangnya ibukota hanya lan ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
mari kita duduk untuk sama-sama kembali berdiri
ReplyDeletejaman sekarang keluarga banyak yang ga akur juga kok hehehe...
ReplyDeleteindonesia kemana?
ReplyDeletekalau tidak ada di jiwa
maka hanya dengan cinta
yang paling murni dalamnya
akan mendekat pada makna
nasionalisme yang sesungguhnya
bukan hanya semata
atau ucap kata
tapi jadilah mencinta
pada negri dan bengsa
cinta pada bangsa itu penting seperti pentingnya cinta pada keluarga dan diri sendiri serta tuhan dan agama... dan hanya fikiran negatif yangkan terjauh darinya... maka jika meandang bangsa sendiri negatif bagaimana mencinta-nya...
ReplyDeleteshare ur comment di postingan sya...
Mungkin anda perlu menterjemahkannya dengan prinsip terbalik mas.... Terima kasih.
ReplyDeleteSeingat saya, di kereta jabotabek aja nyari duduk mesti rebutan...:)
ReplyDeleteAndai kita mau belajar, bahwa memang ada orang-orang yang berhak duduk, dan ada yang mesti berdiri...