Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Tuesday, July 20, 2010

Rasa Yang Terpenjara...

Bila nurani membisu dan rasa meraja, aku akan bisa menemukanmu di sini. Di sisi menjadi milik diri, bukan angan semata. Akankah ada akhir dari perjuangan batin ini, dengan diri sendiri sebagai lawan? Babak belur diri ini. Berdarah-darah. Pukulanku menjadi sakit dan lukaku sendiri. Hanya demi sebuah rasa. Hanya demi seseorang. Dirimu...

Tak pernah menjadi yakin apakah rasa ini begitu pantas aku perjuangkan. Hanya ketika kau ada di sini, tersentuh oleh jiwa dan raga, akalku menjadi lemah. Tak lagi mampu meneriakkan banyak tanya. Inikah kekuatan cinta? Cintakah ini?

Terkadang seperti seorang diri di dunia ini. Tak berteman. Bahkan dengan diri sendiri. Adakah yang bisa mengerti? Adakah yang akan mengerti? Adakah yang mau mencoba untuk mengerti? Sementara diri pun terkadang masih keras menyangkal. Seakan tak pernah rela melepaskan sedikit iba untuk rasaku.

Berharap kau punya jawab yang pasti. Yang bisa kupegang erat untuk jadi pelita jalan ini. Tak peduli pelita itu tak pernah menjadi seterang adanya pelita. Sungguh, aku tak peduli. Meski sinarnya redup, namun harapku ia tak akan pernah padam. Cukup untukku. Cukup untuk menerangi jalan sempit tak mudah ini. Jalan kecil milikku bersamamu. Karena hanya di jalan ini aku bisa menemukanmu. Dirimu menjadi milikku.

Salahkah aku? Salahkan aku. Tak akan kubela diri. Akan kududuki kursi dakwaan itu dengan kepasrahan. Bila memang ini yang harus kulakukan sebagai penebusan rasa. Rasaku ini yang terpenjara di hati. Yang mungkin selamanya tak akan pernah mendapatkan sayapnya untuk bisa terbang bebas.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Rasa Yang Terpenjara...

6 comments:

  1. Mengamankan yg pertama dulu neng, hehee..hee... :)

    Selamat hari anak Nasional !

    ReplyDelete
  2. Tetap smangatttt... Just keep in smiling and great spirit !
    Hakikat cinta adalah MEMBERI dg tulus. Give again and again.
    Karena janji hanya menerbitkan harapan, tetapi pemberian justru akan melahirkan kepercayaan.

    ReplyDelete
  3. Semoga pelita itu tetap ada, menerangi hati dan menerangi hari hari.
    Gw sekalian izin follow disini ya. Salam. .

    ReplyDelete
  4. boleh berkomentar? sepertinya tipe2 tulisan2mu (karna aku sudah sering baca2 postinganmu dari yang dulu) adalah tipe2 lirik lagu, bukan puisi. bahasanya sepotong2, ngalir, dan maknanya kurang begitu jelas. meskipun puisi terkadang menggunakan bahasa2 yang rumit, kurang lazim, tapi pesannya harus tersampaikan. tapi kalau maksud tulisanmu memang untuk tidak jelas, ya... ga tau deh. hehehe (sotoy ya?)

    peace! :P

    ReplyDelete
  5. hajar aja semua yang menghalang,,!

    ReplyDelete
  6. thnks ilmunya sob bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi saya sendiri..
    teruslah membuat artikle yang bermanfaat semangat happy blogging..
    bila berkenan kita tukeran link yahh..kalau mau comment di bloggku yah.. thnks sebelumnya

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..