Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Tuesday, December 9, 2008

Meretas Rasa

Aku berjalan ditemani suara berisik dan ku anggap musik,
menuju perhambaan yang membudak otak juga benak,
Aku mainkan langkah yang tak seharusnya dengan mengisinya,
Sempat bertanya aku pada malam yang menghampiri,
"Apa kabar keinginan disana?",
"Dia tidak tahu maumu", jawabnya
"Jadi dia masih akan tersenyum menunggumu",
"...Sampaikan salam maafku padanya", pintaku.

Butiran bening air hujan menyamakan butiran air mata,
Merahnya hati tak mampu menutup merah kemarahan,
Surabaya dan Malang, seakan memberitahukan nasib,
Sudut Ranupane anggun menatapku, dan memberiku senyum,
"Hai, selamat datang saudaraku", begitu sapamu,
"Apa kabar dan selimutmu Ranu Kumbolo?", Aku tepis dingin,
"Masih menanti kehangatan suhu badan para pendaki?",

31 tahun beranjak mengarungi pengaruh penambahan usia,
Matahari pagi dari puncak satu-satunya yang mengerti,
Kamu bebas memberi kehangatan tiada membeda atau mencela,
Aku hanya berharap semangatmu memenuhiku, saat aku turun.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Meretas Rasa

5 comments:

  1. Gi Ultah ya ....
    Met Ultah ya .....semoga panjang umur dan sehat selalu....dan semoga bisa tersenyum bahagia seperti kemarin dulu..... senyum saat kau terima hadiah terindah dalam hidup mu

    ReplyDelete
  2. Siapa ultah?? Ultahku di bulan Juli.

    ReplyDelete
  3. aku kira ultah... abis di puisi itu kamu sebutin beranjak 31 th ....berti itu kan tambah usia.... ya udah gpp khan.... di pending sampe bulan juli deh ucapan selamatnya ....hehehhehehe....

    ReplyDelete
  4. Ka, puisimu selalu bagus.(Harina)

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..