Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Tuesday, November 11, 2008

Senandung

Aku sering bersenandung,
akan ku sunggingkan senyum saat dirinya datang
untuk menjemput, mengajakku bercanda di taman
Tanpa awal baik, aku juga selalu berkata :
"Kamulah peri terhangat yang selalu ku nanti",
Meski sejenak aku diam.

Aku juga sering memetik,
dalam kediaman yang sejuk menanti dirinya datang,
agar terlihat, melihat panji kemuliaannya
Tanpa awal yang baik, aku selalu memerangi kata;
"Kitalah dunia terluas yang pernah kita lalui",
Dan aku sering duduk karenanya.

Pagipun selalu menyapa hanya untuk mengingatkan,
ada siang dan malam yang masih menungguku.
Lalu lalang birahi, kaki dan mata, akupun berkata:
"Menyenangkan selalu dihantui kesenangan",
Aku melihat dalam bayangan, keinginan dan latah
"Ah, bukankah semua sama denganku". Aku diam.




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Senandung

2 comments:

  1. Jika saat ajal menjemput.... tak satu pun dari kita yang bisa menolaknya.... semua org takut untuk menemuinya .... namun.... hanya orang2 yang dekat dengan Allah SWT sajalah yang akan bergembira menanti ajal menjemput.... karena dia merasa kehidupan akhirat adalah lebih baik dari kehidupan dunia yang penuh gurauan belaka... dan kehidupan akhirat adalah kehidupan sesungguhnya.

    ReplyDelete
  2. Selama kita hidup...goda, susah,perih, nyeri, senang dan riang silih berganti menemani kita. Aq suka puisi ini karena mampu menggambarkan hidup ini adanya.

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..