Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Wednesday, October 1, 2008

Jiwa Tak Bermakna

setiap hari bertukar rupa ini wajah
dan ganti warna ini jiwa
tak menentu
bagai angin berhembus kesana-kemari
tanpa tujuan pasti

kadang di cermin
kulihat wajah rusak
namun kadang juga wajah rupawan

aku ini bunglon
cuma menyaru warna sekitar
padahal tak berwarna

aku ini cermin
cuma menyaru wajah
padahal tak berwajah

namun aku harus jadi bunglon
agar jiwaku yang tak berwarna
dapat menyaru warna

namun aku harus jadi cermin
agar jiwaku yang tak berwajah
dapat menyaru wajah

jiwaku yang tak berwarna
tak mendapat tempat di dunia ini
dan karenanya jiwaku serasa mati

dapatkah kiranya aku berkata,
“Biarlah kulepas topeng ini
agar dunia melihat wajahku sesungguhnya”

tidak, tidak!

takdir telah mematrikan topeng baja ini
sehingga ia tak bisa dilepas

oh, tiada lebih menyakitkan
daripada jiwa yang tak berwarna

tiada lebih menyiksa
daripada belenggu keterasingan jiwa
-sebuah keterasingan jiwa
dari dirinya sendiri-

tetapi, sungguh sebuah ironi…..

dunia memaksaku
untuk tidak menjadi diriku

ah, biarlah jiwaku tak berwarna
biarlah ia terbelenggu oleh keterasingan
sebab, bukankah itu keinginanmu, wahai dunia?


by:
Jati Primastya

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Jiwa Tak Bermakna

0 comments:

Post a Comment

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..