Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Friday, October 3, 2008

Aku tanpa kamu

Setidaknya aku sudah mencoba untuk menyapa, meski bukan hal yang patut, namun sepertinya jalan ini sudah benar aku tapaki. Titian yang indah nan gemulai diselasar pantai boom di kota kelahiran sungguh menasbihkan bahwa mereka adalah yang terbaik. Buih - buih ini kembali mengingatkan aku pada dia, baru saja aku sapa dia. Benarkah dia merasa tersapa olehku??

Perasaanku beranjak menari saat kamu bilang masih ingat aku, 17 kali aku mengingat kata - kata darimu hingga tidak terdengar panggilan orang yang memaki karena salah penyeberangan. "uhhhfff.. hampir saja" Aku menggumam. Lima tahun bukan waktu sebentar saat berjalan disampingmu. Saat tanganmu menari mengajak, suaramu menyisip menarik dan matamu bersinar tersenyum. Teringat juga kala kamu tersengguk takut, gemetar bahagia dan mendekap pilu. Aku ingin sekali menggunakan momen yang terasa tepat untuk memintamu, namun tiada pernah tersalur karena jiwa kita masih kecil. Masih banyak jalan yang akan terbentang diantara kita, saat pemilik sah kita mengatakan "Kami percaya pada kalian, namun kami tidak bisa percaya pada setan di dalam diri kalian, Maaf yah...".

Dan saat itulah pengaturan - pengaturan yang sudah kita tuliskan sedikit demi sedikit terkelupas mengikuti arah kepergian perpisahan.

Dan kembali setelah 10 tahun aku menyapamu, terdorong banyaknya kesalahan yang ingin aku jadikan benar, kembali aku menyapamu. Ku ayunkan pandanganku di kejauhan pantai yang selama ini menemani kita melewati hari hari. Ada sesak yang menderu ingin ku katakan padamu, entah bagaimana aku bisa dan memulai mengatakannya. Sungguh terhempas hati ini dan hanya menyisakan butir - butir hitam yang tak juga bisa aku akhiri. Perlahan aku angkat kakiku dari benaman pasir untuk melangkah dan meninggalkanmu kembali. Aku hanya bisa menitip tulisan ini pada suara, angin, udara air, tanah, alunan melodi, dering telpon, deru kendaraan dan kebisingan Kota kenangan kita.

"Pertama bukan berarti terakhir, aku telah mengawali tanpa mampu mengakhiri, aku yang mendewasakanmu dan aku pula yang telah membentuk keindahan tubuhmu, namun bukan kebanggaan yang tersisa. Karena maafmu belum terucap untukku. Semoga kamu mendengar aku telah meminta Maafmu".

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Aku tanpa kamu

0 comments:

Post a Comment

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..