Kita adalah Air, Rumah kita Air Terjun.

Sunday, June 26, 2011

Terlalu indah

Saat cakrawala itu menyentuh bumi,
hanya sayatan akan kenangan yang mulai terlihat pudar,
bukan benderang tentang hiruk pikuk dalam sepi,
semua ini kusam, tak berbentuk, dan hanya patuh akan waktu,

cahaya itu tak bisa kulihat,
disaat semua orang memuja akan keindahannya,
aku terheran dengan kebutaanku,
apa yang sebenarnya mereka lihat? aku juga ingin mengaguminya,
dan akhirnya, sampai saat ini aku masih buta,

sebenarnya,,,
aku tak ingin berbeda,
aku juga tak ingin terasing,
namun semuanya tampak berbeda,
akupun dengan sendirinya terasing,

semoga saja yang kuyakini ini benar,
aku bisa mendapatkan cahayaku sendiri,
mendapat ketentramanku,
dan bahagiaku untuk diakhir,
yang berarti awal dari sebuah keabadian,

antara sepi, keyakinan, dan prinsip
*aku yang melihat mayoritas disekelilingku
*Arif Chasan | 26 Juni 2011

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Terlalu indah

6 comments:

  1. setiap manusia terlahir berbeda, tidak harus menjadi sama seperti mereka hanya untuk diterima,

    *saya suka puisinya :-)

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. salam sahabat
    ehm pinternya membuat untaian kata menjadi berbait bait puisi yang indah
    oh iya lam kenal sekalian saya follow

    ReplyDelete
  4. pengetahuan bathin anda begitu luas,..salam takzim dari blog puisi Jingga Tersenyum

    ReplyDelete
  5. Memang Perbedaan itu kadang terasa lebih indah mewarnai hidup.

    karna mungkin hanya dari sebuah sudut pandang saja lahir sebuah perbedaan.
    dari jiwa yang satu dan jiwa lainnya.......

    Nice

    ReplyDelete

Aku hanya manusia biasa, beri kata-kata bukan jura..